PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang modern ini banyak
anak yang masih meremehkan hal - hal
yang kecil. Salah satunya saat anak keluar
masuk masjid. Berdasarkan
sabda Rasulullah SAW dari perkataan Anas bin Malik ra.
"Termasuk sunnah adalah jika kalian masuk masjid memulai dengan kaki kanan kalian, dan apabila keluar memulai dengan kaki kiri kalian."
(HR. Hakim).
"Termasuk sunnah adalah jika kalian masuk masjid memulai dengan kaki kanan kalian, dan apabila keluar memulai dengan kaki kiri kalian."
(HR. Hakim).
Sebidang tanah di bumi ini yang
paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah rumah-rumah-Nya
(masjid) yang di dalamnya ditegakkan ibadah kepada-Nya dan Dia di Esakan. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman
"Bertasbih kepada Allah di
masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di
dalamnya , pada waktu pagi dan waktu petang
" .( An Nur : 36) .
Maksud ayat ini bahwa Dia Yang Maha Tinggi
memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar menjaga dan membersihkan masjid dari kotoran, permainan,
perkataan dan perbuatan yang tidak pantas
dilakukan di dalamnya. Sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu
Abbasradhiyallahu ‘anhu dan para ulama ahli tafsir yang lainnya tentang ayat
ini bahwa Allah melarang melakukan sesuatu yang sia-sia
di dalamnya.
Hasil survei nasional yang dilakukan oleh The Ethics of American outh, dari Josephson Institute odf Ethics (2006), seperti yag ditulis oleh Dimyanti (2010:86-88)
diketahi bahwa perilaku siswa dalam jangka waktu 12 bulan, yaitu (a) 82 %
mengakui bahwa ereka berbohong kepada orang tua; (b) 62 % mengakui bahwa mereka
berbohong kepada seorang guru tentang suatu yang signifikan; (c) 33 % menjiplak
tugas dari internet; (d) 60% menipu selama pelaksanaan ujian di sekolah; (e)
23% mencuri sesuatu dari orang tua atau kerabat lainya; (e) 19% mencuri sesuatu
dari seorang teman ; dan (f) 28% mencuri sesuatu dari toko. Meskipun penelitian
tersebut dilakukan di Amerika Serikat namun perilaku tidak terpuji yang menerpa
siswa sebagaimana tersebut di atas merupakan gejala umum yang berlaku
dimana-mana, termasuk di Indonesia. Sudah cukup banyak contoh perilaku tidak
jujur yang dilakukan individu dalam dunia pendidikan, mulai dari siswa
mencontek, menjiplak hasil karya orang lain tanpa menyertakan sumber,
mencari-cari alasan untuk lari dari tanggung jawab atas tugas tugas sekolah
yang diberikan guru (Koesoema, 2009:183)
Solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut adalah membentuk karakter
anak sejak dini. Salah satunya adalah membiasakan keluar masuk masjid dengan
benar. Setelah mengikuti madasah diniyah diharapkan meningkatkan pengetahuan,
merubah sikap dan perilaku anak usia dini dan memperbaiki karakter anak untuk
masa depan mereka.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka
rumusan penelitian adalah “Mampukah anak usia dini membudayakan
masjid bersih dan membiasakan keluar masuk masjid secara benar ?”
1.3 Tujuan Penelitian
I.3.1 Tujuan Umum
Secara
umum tujuan penelitian ini adalah membiasakan
anak usia dini membudayakan masjid bersih dan membiasakan keluar masuk masjid
secara benar
I.3.2 Tujuan
Khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :
1.3.2.1 Membiasakan anak
untuk melangkahkan kaki kanan saat masuk masjid serta berdoa.
1.3.2.2 Membiasakan
anak untuk melangkahkan kiri kanan saat masuk masjid serta berdoa
1.3.2.3 Anak dapat membudayakan masjid bersih.
I.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi peneliti
Mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya kebersihan masjid dan etika keluar
masuk masjid.
1.4.2 Manfaat
bagi institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan
sebagai dasar pertimbangan penelitian lebih lanjut tentang pentingya budaya masjid bersih dan membiasakan
melangkahkan kaki kanan saat masuk masjid dan melangkahkan kaki kiri saat
keluar masjid serta berdoa.
1.4.3 Manfaat bagi tempat penelitian
Murid Madrasah
Diniyah Awaliah Al-Amin Muneng-Balong-
Ponorogo dapat membudayakan masjid bersih dan membiasakan melangkahkan
kaki kanan saat masuk masjid dan melangkahkan kaki kiri saat keluar masjid
serta berdoa.
BAB II
TELAAH
PUSTAKA
2.1 Madrasah
Diniyah Takmiliyah Awaliyah
2.1.1 Pengertian
Diniyah
Takmiliyah Awaliyah adalah satuan pendidikan keagamaan Islam nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan agama Islam sebagai pelengkap bagi siswa sekolah
dasar (SD Sederajat). Yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat
dasar dengan masa belajar 4 (empat) tahun, dan jumlah jam belajar minimal 18
jam belajar seminggu. (Direktorat
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Pendidikan Islam, 2009)
2.1.2 Kedudukan Madrasah Diniyah Takmiliyah
Awaliyah
Diniyah
Takmiliyah Awaliah sebagai satuan pendidikan keagamaan Islam nonformal di
lingkungan Departemen Agama. Berada di dalam pembinaan dan bertanggung jawab
kepada Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota. Dalam hal ini Kepala
Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, atau tingkat organisasi
sejenis. (Direktorat Pendidikan
Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Pendidikan Islam, 2009)
2.1.3
Tujuan
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah
Tujuan Pendidikan Madrasah Diniyah adalah
untuk :
a.
Memberikan bekal kemampuan
dasar kepada warga belajar untuk mengembangkan kehidupannya sebagai :
-
Warga muslim yang beriman,
bertaqwa dan beramal saleh serta berakhlak mulia;
-
Warga Negara Imdonesia yang
berkepribadian, percaya pada diri sendiri, serta sehat jasmani dan rohani.
b.
Membina warga belajar agar
memiliki mengalaman, pengetahuan, keterampilan beribadah dan sikap terpuji yang
berguna bagi pengembangan pribadinya.
c.
Mempersiapkan warga belajar
untuk dapat mengikuti pendidikan agama Islam pada Diniyah Takmiliyah Wustha. (Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Pendidikan
Islam, 2009)
2.1.4
Fungsi Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah
Diniyah Takmiliyah Awaliyah mempunyai fungsi
:
a.
Menyelenggarakan pendidikan
agama Islam yang meliputi Al-Qur’an-Hadits, Tajwid. Aqidah-Akhlak,
Fiqih-Ibadah, Sejarah Kebudayan Islam, Bahasa Arab dan praktek Ibadah:
b.
Memenuhi kebutuhan masyarakat
akan tambahan pendidikan agama Islam terutama bagi siswa yang belajar di
Sekolah Dasar (SD)/pendidikan sederajat;
c.
Memberikan bimbingan dalam
pelaksanaan pengalaman ajaran Islam;
d.
Membina hubungan kerja sama
dengan orang tua warga belajar dan masyarakat;
e. Melaksanakan tata usaha dan rumah tangga pendidikan serta
perpustakaan. (Direktorat Pendidikan
Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Pendidikan Islam, 2009)
2.1 Anak
usia dini
2.2.1 Pengertian
Anak usia dini
merupakan anak pada tahapan 0-8 tahun, pada masa ini sering disebut denga masa
keemasan atau Golden Age. Pada masa
keemasan ini diperlukan perhatian khusus, karena stimulasi yang diberikan dapat
mempengarui perkembangan otak anak dan kemampuan akademiknya pada masa yang
akan datang.
Pada tahapan usia
0-8 tahun ini, anak berada pada fase yang sangat fundamental, dan pembelajaran
yang diterima anak pada fase ini akan tersimpan dalam jangka waktu yang lama
serta akan berpengaruh pada kehidupan mendatang. Solehuddin (2002:27)
mengatakan bahwa, usia dini merupakan masa keemasan yaitu fase golden age. Fase ini merupakan masa
sensitif bagi anak untuk menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi
yang ada. Salah satu upaya untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki
anak adalah melalui kegiatan pembelajaran
2.2.1. Ciri ciri anak usia dini
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan diharapkan dapat menjadi
fasilitator bagi perkembangan anak.
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bertujuan untuk memfasiitasi
pertubuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh, karena usia dini merupakan
fase yang fundamental yang mempengarui perkembangan anak, seuai dengan
karakteristik anak usia dini yang katif, rasa inigin tahu yang tinggi, banyak
bertanya, dan senag bereksplorasi dengan lngkunganya. (Sujiono, 2004:22)
2.2
Sampah
2.3.1
Sampah Organik
Sampah
organik adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,perikanan atau
yang lain.sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.Contohnya adalah
sisa tepung, sayuran, kulit buah,daun dan kertas
2.3.2
Sampah Anorganik
Sampah anorganik adlaah sampah
yang berasal dari sumber daya alam tak terbaharui dan sulit untuk diuraikan.Contohnya
adalah plastik, kaleng bekas minuman, alumunium, dan botol mineral.
2.3.3
Sampah B3
Sampah B3 adalah sampah yang setiap bahan sisa
suatu kegiatan proses produksi yang mangandung bahan berbahaya dan beracun. Contohnya
adalah tinta, jarum, kaca dan logam berat dll.
BAB III
LAPORAN
KEGIATAN
2.1 Tempat
dan Waktu Pelaksanaan
Service Learning kami akan dilaksanakan di
Madrasah Diniyah Awaliah Al-Amin Desa Muneng Kecamatan Balong Kabupaten
Ponorogo pada hari Kamis tanggal 27 Desember tahun 2012 .
2.2 Pelaksanaan
Kegiatan
No
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Tujuan
|
Keterangan
|
1.
|
± 10 Menit Sebelum
Shalat Ashar
|
Kami memberikan
pengarahan tentang etika keluar masuk masjid.
|
Supaya anak dapat
mengerti etika saat keluar masuk masjid
|
Memakai LCD
|
2.
|
Waktu Shalat Ashar
|
Shalat ashar
|
Beribadah kepada
Allah SWT
|
Berjamaah di masjid Na’im
Bin Mas’ud
|
3.
|
Setelah Shalat
Ashar
|
Anak diberi permen
|
Untuk mengetahui bungkus
pernen nantinya dibuang di mana?
|
Per anak 2 permen
|
4.
|
Setelah Memberi
Permen
|
Lihat film Wall-E
|
Memberi motivasi
anak supaya cinta kebersihan
|
Memakai LCD
|
5.
|
Setelah lihat Film
Wall-E
|
Kami menanyakan
bungkus permen dibuang kemana.
|
Untuk mengetahui
dibuang kemana bungkus permenya.
|
-
|
5.
|
Setelah menanyakan
keberadaan bungkus permen
|
Kami memberi
pengarahan tentang pentingnya kebersihan
|
Supaya anak
mengerti pentingnya kebersihan
|
Memakai LCD
|
6.
|
Setelah memberi
pengarahan
|
Kuis dan permainan
|
Untuk mengetahui
kemampuan siswa
|
Sebelum memulai kuis
kami membagi atas 7 kelompok.
|
2.3 Anggaran
Rencana
anggaran untuk service learning adalah sebagai berikut
Uang
Masuk
|
Jumlah
|
Uang
Keluar
|
Jumlah
|
Anggota
|
Rp 220.000,00
|
1. Sewa LCD
2. Hadiah
3. Tempat Sampah
5. Pin
6.Permen
8. Souvenir
8. Lain lain
|
Rp 50.000,00
Rp 85.000,00
Rp 15.000,00
Rp 30.000,00
Rp 10.000,00
Rp 20.000,00
Rp 5.000,00
|
Jumlah
|
Rp 220.000,00
|
Jumlah
|
Rp 215.000,00
|
Saldo
|
Rp 5000,00
|
DAFTAR PUSTAKA
Koesoema A. Doni. 2009. Pendidikan
Karakter di Zaman Keblinger: Mengembangkan Visi Guru sebagai Perubahan dan
Pendidikan Karakter. Jakarta:Grasindo
Solehuddin. 2002. Pembelajaran
Anak Usia Dini Berorientasi Pada Perkembangan. Makalah. Jakarta:Depdiknas
Sujiono, Bambang dan Yuliani Sujiono. 2004. Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta:Yayasan Citra Pendidikan
Indonesia
Tim Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat
Pendidikan Islam. 2009. Pedoman
Penyelenggaraan Diniyah Takmiliyah. Jakarta : Direktorat Pendidikan Diniyah
dan Pondok Pesantren Direktorat Pendidikan Islam Tahun Anggaran 2009